Sabtu, 19 April 2008

Pemeriksaan Gonad Metoda Asetokarmin

Abstrak

Salah satu teknik dalam pemeriksaan gonad ikan-ikan kecil yaitu dengan pewarnaan gonad dengan menggunakan larutan asetokarmin. Asetokarmin adalah larutan pewarna yang digunakan untuk mewarnai gonad untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Praktikum ini bertujuan untuk memahami dan menguasai keterampilan pemeriksaan gonad metoda asetokarmin sebagai aplikasi untuk menguji hasil ginogenesis, androgenesis, dan sebagainya. Ikan uji yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan lele (Clarias batrachus), dan ikan nila (Oreochromis niloticus). Kelimpahan jenis kelamin hasil pemeriksaan gonad metode asetokarmin yaitu, prosentase ikan mas betina adalah 75% dan ikan mas jantan 25%, prosentase ikan nila betina 30% dan ikan nila jantan 70%, serta prosentase ikan lele betina 66,67% dan ikan lele jantan 33%.

Pendahuluan

Perbedaan morfologi atau ciri-ciri kelamin sekunder ikan jantan dan betina pada umumnya baru bisa dilihat setelah ikan dewasa. Dalam kegiatan budidaya, pembedaan jenis kelamin sangat penting karena terkait langsung dengan proses-proses selanjutnya, selain itu juga faktor efisiensi (waktu, biaya, dan tenaga). Oleh karena itu identifikasi jenis kelamin ikan perlu dilakukan sedini mungkin.

Teknik pembedaan jenis kelamin antara lain dapat dilakukan dengan pemeriksaan ciri-ciri kelamin dan pemerikasaan gonad. Identifikasi gonad untuk ikan dewasa relatif mudah dilakukan karena ukuran gonad yang cukup besar. Namun pada ikan muda yang ukuran gonadnya kecil biasanya harus melalui metoda khusus

Salah satu teknik dalam pemeriksaan gonad ikan-ikan kecil yaitu dengan pewarnaan gonad dengan menggunakan larutan asetokarmin. Asetokarmin adalah larutan pewarna yang digunakan untuk mewarnai gonad untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Metoda ini memiliki beberapa kelebihan antarra lain, praktis, mudah, dan cepat pengerjaannya, tidak perlu peralatan khusus, dan relatif mudah. Oleh karena itu pemahaman dan penguasaan dalam keterampilan pemeriksaan gonad metoda asetokarmin sangat diperlukan.

Praktikum ini bertujuan untuk memahami dan menguasai keterampilan pemeriksaan gonad metoda asetokarmin sebagai aplikasi untuk menguji hasil ginogenesis, androgenesis, dan sebagainya.

Metodologi

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 4 April 2008 bertempat di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat bedah, kertas tissue, gelas objek, gelas penutup, mikroskop, pipet tetes, dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan uji (ikan nila Oreochromis niloticus, ikan mas Cyprinus carpio, dan ikan lele Clarias batrachus), asam asetat 45%, karmin (carmine), dan akuades.

Prosedur kerja yang dilakukan dalam pemeriksaan gonad metoda asetokarmin ini adalah pertama-tama ikan uji dipingsankan terlebih dahulu dengan cara penusukkan bagian medula oblongata. Kemudian ikan dibedah untuk diambil gonadnya. Setelah itu, gonad tersebut dicacah dan diletakkan diatas gelas objek, diusahakan agar gonad pada gelas objek tidak terlalu tebal. Langkah selanjutnya, yaitu pewarna larutan asetokarmin diteteskan pada objek (gonad yang telah dicacah) dan didiamkan beberapa menit sampai kering. Kemudian gelas objek ditutup dengan kaca penutup dan diamati di bawah mikroskop.

Hasil dan Pembahasan

Menurut Zairin Jr. (2002) ada dua metode identifikasi kelamin, yaitu metode morfologi dan metode asetokarmin.

Identifikasi kelamin berdasarkan morfologi adalah cara yang hemat karena tidak perlu membunuh ikan uji. Cara ini ideal untuk ikan-ikan yang memiliki ndimorfisme seksual yang jelas antara jantan dengan betinanya. Untuk ikan yang tidak memiliki dimorfisme seksual, identifikasi kelamin dapat juga dilakukan dengan melihat ciri-ciri khusus yang ada pada tubuh ikan (Zairin Jr., 2002).

Asetokarmin merupakan salah satu modifikasi teknik pewarnaan yang peling populer terutama dalam bidang sitogenetika untuk penelaahan kromosom (Gunarso, 1989). Metode pemeriksaan gonad yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode asetokarmin. Pewarna asetokarmin terdiri dari bubuk karmin dan asam asetat 45%. Karmin merupakan zat warna yang terbuat dari eksrak kochinil yang merupakan hasil gerusan serangga Coccus cacti yang dikeringkan (Gunarso, 1989). Identifikasi gonad dengan larutan asetokarmin dibuat hanya dilakukan untuk tujuan penelitian atau mencari data awal (Zairin Jr., 2002).

Dalam praktikum ini kendala yang dialami adalah tingkat kesulitan dalam menemukan gonad ikan muda, karena ganad ikan muda relatif kecil sehingga sulit untuk diambil. Kelemahan metode asetokarmin ini yaitu ikan yang diambil gonadnya harus dimatikan (Zairin Jr., 2002)..

Hasil pemeriksaan gonad metoda asetokarmin dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Prosentase jenis kelamin ikan hasil pemeriksaan gonad metoda asetokarmin.

No

Jenis Ikan

∑ ♀

%

∑ ♂

%

1

Mas

1

25

3

75

2

Nila

3

30

7

70

3

Lele

10

66,67

5

33,33

Keterangan :

∑ ♀ : Jumlah ikan betina

∑ ♂ : Jumlah ikan jantan

Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa prosentase ikan mas betina adalah 75% dan ikan mas jantan 25%, prosentase ikan nila betina 30% dan ikan nila jantan 70%, serta prosentase ikan lele betina 66,67% dan ikan lele jantan 33%.

Untuk budidaya pembesaran ikan monoseks kelimpahan jenis kelamin yang digunakan adalah 100% betina atau 100% jantan (Zairin Jr., 2002)..

Karakteristik gonad jantan dan betina sangat berbeda. Gonad jantan memiliki ukuran kecil, berwarna putih susu, dan berpasangan. Gonad betina agak mirip gonad jantan, tetapi berwarna agak kekuningan dan diselubungi lemak. Bentuknya relatif hampir sama uintuk semua jenis ikan. Kadang-kadang di dalam gonad yang sama dapat dijumpai sekaligus bakal testis dan bakal ovari. Dengan pewarnaan asetokarmin, sel bakal sperma tampak berupa titik-titik kecil berjunlah banyak. Sel bakal telur tampak berbentuk bulatan besar dan bagian inti berada ditengah dengan warna lebih pucat dikelilingi sitoplasma yang berwarna merah. Gonad yang hermaprodit, pada preparat terlihat adanya jaringan. Perbedaan gonad jantan, gonad betina, dan gonad hermaprodit dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1a. Histologi gonad ikan jantan

Gambar 1b. Histologi gonad ikan betina

Gambar 1c. Histologi gonad ikan hermaprodit


Keterangan :
S : Spermatozoa
N : Nukleus
K : Sitoplasma
A : Sel telur
B : Sel sperma

(Zairin Jr., 2002)

Kesimpulan

Kelimpahan jenis kelamin hasil pemeriksaan gonad metode asetokarmin yaitu, prosentase ikan mas betina adalah 75% dan ikan mas jantan 25%, prosentase ikan nila betina 30% dan ikan nila jantan 70%, serta prosentase ikan lele betina 66,67% dan ikan lele jantan 33%.

Daftar Pustaka

Gunarso, Wisnu. 1989. Mikroteknik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor.

Zairin Jr., M. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Jakarta: Penebar Swadaya.



Tidak ada komentar: